Sabtu, 13 Oktober 2012

Prinsip Pengembangan SDM dalam Teknologi Sistemik yang Tepat Guna


Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam suatu bangsa. Oleh karena itu, perlu dikembangkan dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Pengembangan SDM bukan menjadi tanggungjawab pemerintah semata, tetapi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan berbagai persoalan yang terjadi dalam era globalisasi dibutuhkan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.
Namun, SDM yang seperti apakah yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut?
SDM yang mampu berpikir dan berperilaku dengan konsep sistem. Mengingat bahwa perkembangan permasalahan-permasalahan dewasa ini tidak lagi dapat diselesaikan tanpa pendekatan sistem. Penyelesaian masalah ini juga harus bersifat multisektor dan komprehensif.
Perkembangan dunia ini bergitu cepat diikuti oleh perkembangan pola pikir manusia yang menghasilkan teknologi. Hanya saja dampak dari teknologi ini belum bisa dikelola dengan baik. Teknologi mempermudah kehidupan manusia tetapi di sisi lain berdampak negatif bagi kehidupan manusia yang lain.
Jika dikaitkan antara pengembangan SDM dan perkembangan teknologi, akan dihasilkan teknologi yang tepat guna melalui pola pikir sistem SDM yang menyeluruh. Output dari pola pikir sistemik ini harus dapat dinikmati oleh masyarakat luas yang bertujuan untuk memberikan manfaat dan kesejahteraan.
Teknologi yang sesuai dengan persyaratan di atas adalah :
-            teknologi yang layak, dapat digunakan dan kreatif.
-            dapat diterima oleh masyarakat dan mudah beradaptasi.
-            akuntabel, dapat direalisasikan dan berkelanjutan.
-            ramah lingkungan dan berkelanjutan.
10 prinsip dasar untuk pengembangan teknologi tepat guna :
1.        kebebasan dalam berfikir, penelitian dan pengembangan.
2.        berfikir sistemik dan pendekatan terpadu.
3.        menyelesaikan secara bersama dan sebagai agen perubah.
4.        akademik, keterampilan dan peningkatan profesionalisme.
5.        pengembangan jejaring dan teknologi informasi dan komunikasi.
6.        program berbicara dengan bahasa Ingris.
7.        pengembangan jejaring berbasis lokal, nasional dan global.
8.        pemikiran dan pengembangan berbasis masyarakat
9.        pengembangan ramah lingkungan.
10.    produk kreatif dalam teknologi tepat guna.
Pengembangan SDM yang berfikir dan berperilaku sistem dimulai pada individu sampai masyarakat, dimana akan tercipta teknologi yang tepat guna untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul.

Resume Buku Pola Pikir Sistem


RESUME BUKU
POLA PIKIR SISTEM
The Power of Systemic Thinking

Penulis Buku : Dr. -Ing. Ir. Agus Maryono

Buku ini ditulis untuk menjawab keprihatinan Penulis terhadap pola pikir sistem, konsep dan implementasinya yang masih sangat langka di masyarakat yang dikarenakan lemahnya pemahaman berpikir, berperilaku maupun berkarya secara sistemik. Konsep dan aplikasi pola pikir sistem tersebut adalah berpikir, berperilaku dan berkarya secara sistemik dalam membangun bangsa untuk mencapai hasil maksimal, komprehensif dan berkelanjutan.
Dalam buku ini disajikan konsep berpikir dalam masyarakat, konsep berpikir sistem dan pengembangan konsep berpikir sistem serta rekomendasi tentang berpikir dan berperilaku sistemik.
Memahami pola berpikir secara sistematis dapat mengungkapkan secara sistemik permasalahan yang dihadapi secara lebih menyeluruh sehingga dapat mengembangkan solusi yang lebih baik yang akan mengubah sistem secara efektif. Benang merah berpikir sistem adalah keterpaduan antar elemen-elemen (sub-sistem) yang saling bersinergi dengan proses metabolisme untuk suatu visi, misi dan tujuan tertentu dalam waktu pencapaian tertentu untuk optimalisasi dengan skala prioritas pada lingkungan sistem berupa aliran informasi, energi dan atau materi dalam suasana harmoni berkembang sehingga terjadi optimalisasi sistematisasi melalui networking dengan proses input-proses-output dimana akan dihasilkan sampah sistem dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dalam sharing, saling melengkapi dan saling mendukung dengan attitude yang baik.
Macam-macam pola pikir sistem, antara lain :
-            Pola Pikir Sektoral, adalah pola pikir yang menekankan penyelesaian masalah dan analisis masalah secara bidang-perbidang.
-            Pola Pikir Temporal, adalah pola pikir yang menganalisis masalah, mengambil kesimpulan, merekomendasikan solusi dan mengimplemetasikan rekomendasi hanya secara temporal/waktu tertentu.
-            Pola Pikir Pragmatis, adalah pola pikir yang menekankan pada penyelesaian masalah hanya mendasarkan pada faktor-faktor yang pada saat itu, dan bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang ada di depan mata, jangka pendek dan yang bisa dengan cepat memuaskan komponen langsung yang sedang mengalami masalah tersebut.
-            Pola Pikir Insidental, adalah pola pikir penyelesaian masalah yang didasarkan hanya pada suatu kejadian tertentu.
-            Pola Pikir Tekstual, adalah pola pikir yang menekankan pada apa yang tertulis atau atau apa yang tersurat dari suatu permasalahan sehingga tidak sesuai dengan perkembangan aktual yang ada.
-            Pola Pikir Konstekstual, bertolak belakang dengan pola pikir tekstual dimana lebih mendasarkan pada apa yang tersirat dari apa yang tersurat yaitu selalu melihat latar belakang permasalahan yang ada, melihat keterkaitan permasalahan tersebut dengan permasalahan yang lain.
-            Pola Pikir Parsial, adalah pola pikir yang selalu menyederhanakan suatu masalah menjadi masalah-masalah yang lebih kecil dan sering disebut pola pikir atomistik.
-            Pola Pikir Integralistik, adalah pola pikir yang bertolak belakang dengan pola pikir parsial yaitu mengaitkan antara satu permasalahan dengan permasalahan yang lain.
-            Pola Pikir Sistem, adalah pola pikir yang mendasarkan pada hasil explorasi menyeluruh terhadap suatu masalah dengan data-data perkembangan komponen-komponen sistem secara time series dan komprehensif.
Definisi sistem secara sederhana adalah bahwa sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan satu sama lain. Dan, definisi yang lebih lengkap atau sempurna adalah bahwa sistem merupakan keterpaduan (wholism) antar elemen-elemen (sub-sistem) yang saling berinteraksi, berintegrasi, sharing, sinergi dan kolaborasi untuk suatu tujuan tertentu, dengan proses mekanisme metabolisme loop-feedback input-proses-output tertentu, dengan target produk dan waktu pencapaian tertentu, dengan mekanisme kontrol perencanaan, pelaksanaan, evaluasi secara kontinyu, bersifat terbuka, mempunyai batasan-batasan tertentu dan berada atau terkait pada lingkungan tertentu.
Ciri-ciri sistem dapat dijabarkan dari definisi pengertian sistem tersebut, antara lain sistem mempunyai elemen-elemen (subsistem) yang berupa entitas (benda), konsep pemikiran atau metode-metode; kerangka hubungan bi-relasi atau multi-relasi; mekanisme metabolisme; tujuan dan target; mekanisme skala prioritas; mekanisme kontrol; kapasitas tertentu; batasan; tidak berdiri di ruang hampa; memiliki sifat dapat menyesuaikan perubahan; memerlukan input dan menghasilkan output.
Struktur sistem adalah bangunan sistem yang padanya terdapat elemen sistem atau disebut subsistem. Contohnya adalah stuktur sistem pemerintahan daerah. Ada dua format struktur sistem yaitu struktur sistem horisontal dan vertikal.
Konsep berpikir dan berperilaku sistemik yaitu :
-            Hubungan sistem dan lingkungan sebagai input-proses-output
Hubungan ini merupakan hubungan jejaring, artinya bahwa terjadi aktivitas yang menimbulkan dampak positif atau negatif secara timbal balik.
-            Sistem dalam keseimbangan – zero sum game
Sistem yang akan hidup berkelanjutan adalah sistem yang zero sum game, artinya bahwa dalam interaksi antar elemen dalam sistem tersebut tidak ada yang dirugikan.
-            Sistem memiliki kapasitas daya dukung sistem
Sistem mempunyai kapasitas tertentu. Jika dipaksanakan melakukan fungsinya melebihi daya dukung maka sistem akan rusak atau kinerjanya tidak optimal.
-            Metabolisme sistem
Sistem hanya akan berjalan atau berproses menghasilkan kinerja, jika metabolisme sistem berjalan.
-            Sistem dan sampah sistem (sistem akan menghasilkan waste)
Suatu sistem selain menghasilkan produk yang berguna akan menghasilkan produk yang tidak berguna, yaitu sampah atau residu sistem. Sampah suatu sistem akan dapat bermanfaat untuk sistem yang lain melalui proses tertentu namun jika tidak dikelola umumnya akan berakibat negatif terhadap sistem lain.
-            Lingkungan sistem
Lingkungan adalah tempat hidup suatu sistem yang menyediakan tiga sumber penting bagi setiap sistem dalam lingkungan tersebut yaitu informasi, energi dan materi.
-            Inti sistem
Inti sistem adalah kumpulan elemen dalam sistem yang mempunyai pengaruh besar terhadap sistem tersebut. Jika inti sistem berubah maka sistem juga akan berubah.
-            Konsep dasar proses interaksi dalam sistem
Suatu sistem hidup dalam lingkungannya, lingkungan nyata (dunia nyata) dan lingkungan maya (dunia pikir).
-            Dunia pikir (Thinking World)
Dunia pikir atau thinking world adalah suatu step proses dalam sistem dimana keseluruhan aktivitasnya ada dalam dunia analisis dan perencanaan. Aktivitas dunia pikir harus bertumpu pada relitas yang didapatkan dari proses evaluasi dan juga harus bertumpu pada data-data historis statistik yang telah terjadi pada sistem tersebut.
-            Dunia nyata (Living World)
Dunia nyata adalah implementasi perencanan atau disebut juga eksekusi dari suatu program kerja. Dunia nyata akan merespon terhadap eksekusi yang diperlakukan kepadanya dengan berbagai perubahan.
-            Kontroler, perencana dan pengawas
Kontroler adalah elemen yang vital dalam proses interaksi elemen-elemen sistem. Selain kontroler terdapat elemen lain yang saling terkait untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan yaitu Perencana, Implemetator, Monitoring dan Evaluator.
Pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang berpikir dan berperilaku dengan konsep sistem karena mengingat bahwa perkembangan permasalahan-permasalahan dewasa ini tidak lagi dapat diselesaikan tanpa pendekatan sistem. Penyelesaian masalahnya harus juga bersifat multi sektor dan komprehesif.
Sumber daya manusia yang berpikir dan berperilaku serta berkarya secara sistemik adalah sumber daya manusia yang mempunyai pengertian, pemahaman dalam menganalisis, menarik benang merah penyebab permasalahan, mencari alternatif solusi yang tepat, merencanakan program, mengimplementasikan solusi, memonitor implementasi, selalu menggunakan logika berpikir kesisteman.
Pengembangan berpikir sistem pada individu dapat dilakukan dengan mengetahui hakekat manusia sebagai makhluk sistem, kesadaran individu dalam interaksi pada sistem keluarga, kesadaran individu dalam interaksi pada sistem bermasyarakat, kesadaran individu dalam interaksi pada sistem di lingkungan kerja.
Selain pengembangan berpikir sistem pada individu, pengembangan berpikir juga dilakukan ditingkat anak dan remaja, pada mahasiswa dan dosen, di masyarakat, dalam pembangunan pertanian, pembangunan PLTMH, dan dalam pengembangan industri kecil dan menengah yang semuanya ini bertujuan untuk pemahaman sistem dan meningkatkan taraf hidup lingkungannya tersebut.
Konsep pengembangan Program S2 kesisteman di Universitas diambil contoh di Magister Teknik Sistem (MTS), Universitas Gadjah Mada. Prinsip-prinsip program kesistemannya dapat dilihat dari program kesisteman, konsep pengembangan, saling pengaruh antar komponen sistem, metabolisme sistem, produktivitas sistem, pola hubungan sistem (networking), sistem pengganggu, bidang kajian, konsep pengembangan, kemandirian dan interaksi dan sumber daya dari lingkungan. Pengelolaan program dapat dilihat dari sistem organisasi, sistem pengelolaan akademik, sistem pengelolaan alumni dan sistem pengelolaan informasi.
Buku ini menggambarkan luasnya pemakaian pola pikir sistem dapat digunakan. Pola pikir sistem mengajarkan pada manusia secara individu maupun kelompok bahwa ada seribu satu jalan menuju tujuan, menuju perkembangan dan keberlanjutan, karena sistem mengajarkan tentang kemungkinan-kemungkinan untuk menemukan jalur penyelesaian masalah, rekomendasi dan jalur-jalur pengembangan suatu entitas.
Oleh karena itu, maka sangat penting pemahaman kesisteman ini diajarkan kepada setiap individu mulai masa prenatal, lahir, balita, anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Dengan kepahaman tersebut maka individu-individu akan mudah menyadari tentang pentingnya kepastian sistem dan prosedur, kepastian dalam mengambil dan menggunakan keputusan, kepastian tata kelola setiap hal, dan dapat meningkatkan rasa persatuan dan persaudaraan antar manusia dengan manusia dan antar manusia dengan ekologi lingkungan hidupnya. Dengan pola pikir kesisteman, maka akan terjadi interaksi, sinergi, kolaborasi antar indvidu, kelompok dan juga antar elemen-elemen lain yang terlingkup di dalam maupun di luar sistem.
OPINI
Setelah saya membaca buku tentang pola pikir sistem dengan penjelasannya, pola pikir sistem bukanlah suatu hal yang baru namun belum semua organisasi atau institusi atau keluarga atau individu menerapkan pola pikir tersebut secara menyeluruh. Buku ini sangat bagus dibaca bagi kaum intelektual terutama mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dimana banyak sekali persoalan bangsa ini yang harus diselesaikan dengan pola pikir sistem. Buku dengan tema pola pikir sistem masih sangat jarang ditemui sehingga buku ini merupakan salah satu referensi.
Program Studi MTS didirikan bertujuan untuk menciptakan SDM yang mampu berpikir sistemik yang dapat menjawab tantangan jaman, mengatasi setiap permasalahan yang muncul sebagai dampak suatu kegiatan pembangunan disegala bidang. Lulusan MTS diharapkan mengenal semua disiplin ilmu yang berhubungan dalam proyek ataupun program kerja pemerintah maupun swasta sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang muncul. Program studi seperti inilah yang diharapkan dapat mencetak kaum intelektual yang mampu membuka peluang dan memperluas cakrawala berpola pikir sistemik dan komprehensif.
Sebagai masukan, karena buku ini ditulis dalam bentuk ilmiah maka pada bab-bab tertentu sedikit sulit dipahami, namun hal ini dapat pembaca mengerti dengan adanya contoh atau studi kasus. Untuk dapat memahami dengan baik buku ini, dibutuhkan beberapa kali untuk membacanya.