RESUME BUKU
POLA PIKIR SISTEM
The Power of Systemic Thinking
Penulis Buku : Dr. -Ing. Ir.
Agus Maryono
Buku ini ditulis untuk menjawab keprihatinan Penulis
terhadap pola pikir sistem, konsep dan implementasinya yang masih sangat langka
di masyarakat yang dikarenakan lemahnya pemahaman berpikir, berperilaku maupun
berkarya secara sistemik. Konsep dan aplikasi pola pikir sistem tersebut adalah
berpikir, berperilaku dan berkarya secara sistemik dalam membangun bangsa untuk
mencapai hasil maksimal, komprehensif dan berkelanjutan.
Dalam buku ini disajikan konsep berpikir dalam
masyarakat, konsep berpikir sistem dan pengembangan konsep berpikir sistem
serta rekomendasi tentang berpikir dan berperilaku sistemik.
Memahami pola berpikir secara sistematis dapat mengungkapkan
secara sistemik permasalahan yang dihadapi secara lebih menyeluruh sehingga dapat
mengembangkan solusi yang lebih baik yang akan mengubah sistem secara efektif. Benang
merah berpikir sistem adalah keterpaduan antar elemen-elemen (sub-sistem) yang
saling bersinergi dengan proses metabolisme untuk suatu visi, misi dan tujuan tertentu dalam waktu pencapaian tertentu untuk optimalisasi dengan skala prioritas pada lingkungan sistem berupa aliran
informasi, energi dan atau materi dalam suasana harmoni berkembang sehingga terjadi optimalisasi sistematisasi melalui networking dengan proses input-proses-output dimana akan
dihasilkan sampah sistem dalam
proses perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi dalam sharing,
saling melengkapi dan saling mendukung dengan attitude yang baik.
Macam-macam pola pikir sistem,
antara lain :
-
Pola Pikir
Sektoral, adalah pola pikir yang menekankan penyelesaian masalah dan analisis
masalah secara bidang-perbidang.
-
Pola Pikir
Temporal, adalah pola pikir yang menganalisis masalah, mengambil kesimpulan,
merekomendasikan solusi dan mengimplemetasikan rekomendasi hanya secara
temporal/waktu tertentu.
-
Pola Pikir
Pragmatis, adalah pola pikir yang menekankan pada penyelesaian masalah hanya mendasarkan
pada faktor-faktor yang pada saat itu, dan bertujuan untuk menyelesaikan
masalah yang ada di depan mata, jangka pendek dan yang bisa dengan cepat
memuaskan komponen langsung yang sedang mengalami masalah tersebut.
-
Pola Pikir
Insidental, adalah pola pikir penyelesaian masalah yang didasarkan hanya pada
suatu kejadian tertentu.
-
Pola Pikir
Tekstual, adalah pola pikir yang menekankan pada apa yang tertulis atau atau
apa yang tersurat dari suatu permasalahan sehingga tidak sesuai dengan
perkembangan aktual yang ada.
-
Pola Pikir
Konstekstual, bertolak belakang dengan pola pikir tekstual dimana lebih
mendasarkan pada apa yang tersirat dari apa yang tersurat yaitu selalu melihat
latar belakang permasalahan yang ada, melihat keterkaitan permasalahan tersebut
dengan permasalahan yang lain.
-
Pola Pikir
Parsial, adalah pola pikir yang selalu menyederhanakan suatu masalah menjadi
masalah-masalah yang lebih kecil dan sering disebut pola pikir atomistik.
-
Pola Pikir
Integralistik, adalah pola pikir yang bertolak belakang dengan pola pikir
parsial yaitu mengaitkan antara satu permasalahan dengan permasalahan yang
lain.
-
Pola Pikir
Sistem, adalah pola pikir yang mendasarkan pada hasil explorasi menyeluruh
terhadap suatu masalah dengan data-data perkembangan komponen-komponen sistem
secara time series dan komprehensif.
Definisi sistem secara sederhana adalah bahwa sistem
merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan satu sama lain. Dan,
definisi yang lebih lengkap atau sempurna adalah bahwa sistem merupakan
keterpaduan (wholism) antar
elemen-elemen (sub-sistem) yang
saling berinteraksi, berintegrasi, sharing, sinergi dan kolaborasi untuk suatu
tujuan tertentu, dengan proses mekanisme metabolisme loop-feedback input-proses-output tertentu, dengan target produk
dan waktu pencapaian tertentu, dengan mekanisme kontrol perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi secara kontinyu, bersifat terbuka, mempunyai
batasan-batasan tertentu dan berada atau terkait pada lingkungan tertentu.
Ciri-ciri sistem dapat dijabarkan dari definisi
pengertian sistem tersebut, antara lain sistem mempunyai elemen-elemen
(subsistem) yang berupa entitas (benda), konsep pemikiran atau metode-metode;
kerangka hubungan bi-relasi atau multi-relasi; mekanisme metabolisme; tujuan
dan target; mekanisme skala prioritas; mekanisme kontrol; kapasitas tertentu;
batasan; tidak berdiri di ruang hampa; memiliki sifat dapat menyesuaikan
perubahan; memerlukan input dan menghasilkan output.
Struktur sistem adalah bangunan sistem yang padanya
terdapat elemen sistem atau disebut subsistem. Contohnya adalah stuktur sistem
pemerintahan daerah. Ada dua format struktur sistem yaitu struktur sistem
horisontal dan vertikal.
Konsep berpikir dan berperilaku
sistemik yaitu :
-
Hubungan sistem
dan lingkungan sebagai input-proses-output
Hubungan ini merupakan hubungan jejaring, artinya
bahwa terjadi aktivitas yang menimbulkan dampak positif atau negatif secara
timbal balik.
-
Sistem dalam
keseimbangan – zero sum game
Sistem yang akan hidup berkelanjutan adalah sistem
yang zero sum game, artinya bahwa
dalam interaksi antar elemen dalam
sistem tersebut tidak ada yang dirugikan.
-
Sistem memiliki
kapasitas daya dukung sistem
Sistem mempunyai kapasitas tertentu. Jika
dipaksanakan melakukan fungsinya melebihi daya dukung maka sistem akan rusak
atau kinerjanya tidak optimal.
-
Metabolisme
sistem
Sistem hanya akan berjalan atau berproses
menghasilkan kinerja, jika metabolisme sistem berjalan.
-
Sistem dan
sampah sistem (sistem akan menghasilkan waste)
Suatu sistem selain menghasilkan produk yang berguna
akan menghasilkan produk yang tidak berguna, yaitu sampah atau residu sistem. Sampah
suatu sistem akan dapat bermanfaat untuk sistem yang lain melalui proses
tertentu namun jika tidak dikelola umumnya akan berakibat negatif terhadap
sistem lain.
-
Lingkungan
sistem
Lingkungan adalah tempat hidup suatu sistem yang
menyediakan tiga sumber penting bagi setiap sistem dalam lingkungan tersebut
yaitu informasi, energi dan materi.
-
Inti sistem
Inti sistem adalah kumpulan elemen dalam sistem yang
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem tersebut. Jika inti sistem berubah
maka sistem juga akan berubah.
-
Konsep dasar
proses interaksi dalam sistem
Suatu sistem hidup dalam lingkungannya, lingkungan
nyata (dunia nyata) dan lingkungan maya (dunia pikir).
-
Dunia pikir (Thinking World)
Dunia pikir atau thinking
world adalah suatu step proses dalam sistem dimana keseluruhan aktivitasnya
ada dalam dunia analisis dan perencanaan. Aktivitas dunia pikir harus bertumpu
pada relitas yang didapatkan dari proses evaluasi dan juga harus bertumpu pada
data-data historis statistik yang telah terjadi pada sistem tersebut.
-
Dunia nyata (Living World)
Dunia nyata adalah implementasi perencanan atau
disebut juga eksekusi dari suatu program kerja. Dunia nyata akan merespon
terhadap eksekusi yang diperlakukan kepadanya dengan berbagai perubahan.
-
Kontroler,
perencana dan pengawas
Kontroler
adalah elemen yang vital dalam proses interaksi elemen-elemen sistem. Selain
kontroler terdapat elemen lain yang saling terkait untuk menghasilkan tujuan
yang telah ditetapkan yaitu Perencana, Implemetator, Monitoring dan Evaluator.
Pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang berpikir
dan berperilaku dengan konsep sistem karena mengingat bahwa perkembangan
permasalahan-permasalahan dewasa ini tidak lagi dapat diselesaikan tanpa pendekatan
sistem. Penyelesaian masalahnya harus juga bersifat multi sektor dan
komprehesif.
Sumber daya manusia yang berpikir dan berperilaku
serta berkarya secara sistemik adalah sumber daya manusia yang mempunyai
pengertian, pemahaman dalam menganalisis, menarik benang merah penyebab
permasalahan, mencari alternatif solusi yang tepat, merencanakan program,
mengimplementasikan solusi, memonitor implementasi, selalu menggunakan logika
berpikir kesisteman.
Pengembangan berpikir sistem pada individu dapat dilakukan
dengan mengetahui hakekat manusia sebagai makhluk sistem, kesadaran individu
dalam interaksi pada sistem keluarga, kesadaran individu dalam interaksi pada
sistem bermasyarakat, kesadaran individu dalam interaksi pada sistem di
lingkungan kerja.
Selain pengembangan berpikir sistem pada individu,
pengembangan berpikir juga dilakukan ditingkat anak dan remaja, pada mahasiswa
dan dosen, di masyarakat, dalam pembangunan pertanian, pembangunan PLTMH, dan
dalam pengembangan industri kecil dan menengah yang semuanya ini bertujuan
untuk pemahaman sistem dan meningkatkan taraf hidup lingkungannya tersebut.
Konsep pengembangan Program S2 kesisteman di Universitas
diambil contoh di Magister Teknik Sistem (MTS), Universitas Gadjah Mada. Prinsip-prinsip
program kesistemannya dapat dilihat dari program kesisteman, konsep
pengembangan, saling pengaruh antar komponen sistem, metabolisme sistem,
produktivitas sistem, pola hubungan sistem (networking),
sistem pengganggu, bidang kajian, konsep pengembangan, kemandirian dan
interaksi dan sumber daya dari lingkungan. Pengelolaan program dapat dilihat
dari sistem organisasi, sistem pengelolaan akademik, sistem pengelolaan alumni
dan sistem pengelolaan informasi.
Buku ini menggambarkan luasnya pemakaian pola pikir
sistem dapat digunakan. Pola pikir sistem mengajarkan pada manusia secara
individu maupun kelompok bahwa ada seribu satu jalan menuju tujuan, menuju
perkembangan dan keberlanjutan, karena sistem mengajarkan tentang
kemungkinan-kemungkinan untuk menemukan jalur penyelesaian masalah, rekomendasi
dan jalur-jalur pengembangan suatu entitas.
Oleh karena itu, maka sangat penting pemahaman
kesisteman ini diajarkan kepada setiap individu mulai masa prenatal, lahir,
balita, anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Dengan kepahaman tersebut maka
individu-individu akan mudah menyadari tentang pentingnya kepastian sistem dan
prosedur, kepastian dalam mengambil dan menggunakan keputusan, kepastian tata
kelola setiap hal, dan dapat meningkatkan rasa persatuan dan persaudaraan antar
manusia dengan manusia dan antar manusia dengan ekologi lingkungan hidupnya.
Dengan pola pikir kesisteman, maka akan terjadi interaksi, sinergi, kolaborasi
antar indvidu, kelompok dan juga antar elemen-elemen lain yang terlingkup di
dalam maupun di luar sistem.
OPINI
Setelah saya membaca buku tentang pola pikir sistem
dengan penjelasannya, pola pikir sistem bukanlah suatu hal yang baru namun
belum semua organisasi atau institusi atau keluarga atau individu menerapkan
pola pikir tersebut secara menyeluruh. Buku ini sangat bagus dibaca bagi kaum
intelektual terutama mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dimana banyak
sekali persoalan bangsa ini yang harus diselesaikan dengan pola pikir sistem.
Buku dengan tema pola pikir sistem masih sangat jarang ditemui sehingga buku
ini merupakan salah satu referensi.
Program Studi MTS didirikan bertujuan untuk menciptakan
SDM yang mampu berpikir sistemik yang dapat menjawab tantangan jaman, mengatasi
setiap permasalahan yang muncul sebagai dampak suatu kegiatan pembangunan
disegala bidang. Lulusan MTS diharapkan mengenal semua disiplin ilmu yang
berhubungan dalam proyek ataupun program kerja pemerintah maupun swasta sehingga
diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang muncul. Program studi seperti
inilah yang diharapkan dapat mencetak kaum intelektual yang mampu membuka peluang
dan memperluas cakrawala berpola pikir sistemik dan komprehensif.
Sebagai masukan, karena buku ini
ditulis dalam bentuk ilmiah maka pada bab-bab tertentu sedikit sulit dipahami,
namun hal ini dapat pembaca mengerti dengan adanya contoh atau studi kasus. Untuk
dapat memahami dengan baik buku ini, dibutuhkan beberapa kali untuk membacanya.