Minggu, 23 September 2012

Bagaimana Berfikir Sistem?


Program Studi Magister Teknik Sistem didirikan untuk menjawab tantangan dan permasalahan yang kompleks tentang energi terbarukan, lingkungan dan industri kecil. Tentu saja permasalahan ini diselesaikan secara komprehensif yang membuat konsentrasi di MTS ini ada 3 yaitu Teknik Sistem Energi (PLTMH), Teknik Sistem Lingkungan (pengelolaan sampah) dan Teknik Sistem Industri (teknologi industri kecil dan menengah). Perkembangan Program Studi MTS sampai saat ini tidak lepas dari jejaring kerjasama di seluruh Indonesia bahkan di dunia.

Mahasiswa MTS diharapkan mampu berfikir analitis dan praktis dalam penyelesaian masalah ini dengan mampu menciptakan alat/produk. Hal ini sesuai dengan tesis yang dibuat, diharapkan merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat sehingga hasilnya dapat diterapkan untuk masyarakat tersebut. Alat/produk ini mempunyai spesifikasi yaitu bisa digunakan, layak jual dan bisa di produksi masal. Lulusan MTS diarahkan untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah yang kuat dan sistemik dengan pendekatan multi-disiplin yang tentunya masih dalam kerangka keilmuan teknik sistem.

Sistem dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang berinteraksi secara dinamik dengan tujuan tertentu. Dalam definisi ini dijelaskan bahwa sebuah sistem terintegrasi pasti memiliki komponen (sub-sistem). Ini berarti semua sistem yang memproduksi atau meningkatkan nilai tambah baik berupa barang maupun jasa adalah obyek yang dikelola. Terintegrasi menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi dari unsur tersebut bermuara kepada sebuah perilaku sistem yang lebih dari hanya penggabungan sederhana unsur tersebut. Contohnya adalah seorang manusia merupakan sebuah sistem terintegrasi yang menjadi manusia karena semua sub-sistemnya berinteraksi sedemikian rupa.

Bagaimana berfikir sistem?
Memahami pola berfikir secara sistematis dapat mengungkapkan secara sistemik permasalahan yang di hadapi secara lebih menyeluruh sehingga dapat mengembangkan solusi yang lebih baik yang akan mengubah sistem secara efektif. Ada 16 hal penting tentang berfikir sistem, yaitu :
  • Merenung tentang sekitar kita, mencoba berbagi, bersinergi, berkolaborasi dan berkawan dengan rasa hormat untuk menyelesaikan setiap urusan.
  • Lalu, merealisasikan gagasan dalam dunia nyata dengan strategi yang handal sehingga terjadi aliran proses metabolisme melalui elemen-elemen itu, dan menghasilkan sesuatu yang nyata dan bermanfaat untuk diri sendiri, sekitar dan dunia.
  • Jika telah benar-benar memahami keterkaitan antar elemen serta proses metabolisme yang semestinya berjalan, dan menetapkan visi, misi dan tujuan serta menetapkan targetnya secara konkret, maka telah ditancapkan tonggak-tonggak cita-cita bagi sistem secara mantap.
  • Ada rahasia waktu dalam sistem, sehingga jangan terlena dalam menetapkan tujuan sistem dengan target durasi waktu yang jelas.
  • Optimalisasi suatu sistem dapat dilakukan dengan mengerti batasan-batasan yang dimiliki elemen-elemen yang terkait dengan sistem, dan mencoba mencari cara-cara kreatif untuk senantiasa meningkatkan kinerja sistem.
  • Tidak pernah terjebak dalam kebingungan dalam menentukan skala prioritas dalam komprehensifitas sistem.
  • Berinteraksi dengan lingkungan sistem tersebut sehingga mendapat informasi, energi dan materi dari lingkungan itu untuk mengembangkan kerja sistem.
  • Merasa perlu untuk mengalirkan informasi, energi dan materi ke lingkungan sekitar sistem yang membuat elemen-elemen di lingkungan tersebut hidup dan berkembang, yang merupakan  usaha untuk tidak merugikan lingkungan dan dalam upaya saling memberi dan menjalin hubungan yang berkelanjutan sebagai suatu syarat keberlangsungan metabolisme suatu sistem.
  • Menemukan suasana harmoni dalam sistem dan mencoba mengembangkan kinerja dan produktifitasnya tanpa menghilangkan harmoni tersebut.
  • Tidak senang dengan suasana berbelit-belit dan melelahkan sehingga berusaha untuk mensistemasi masalah sehingga menjadi optimalisasi sistematisasi sehingga mempermudah dalam penyelesaiannya serta meningkatkan progresifitasnya.
  • Bersilaturahmi kerja (ber-networking) merupakan inti dari sistem.
  • Konsep input-proses-output, bahwa disamping input ada proses yang tersimpan rahasia keberhasilan output, dan memusatkan perhatian ekstra dalam proses untuk mendapatkan output sebaik-baiknya.
  • Dalam proses sistem pasti selalu ada output berupa sampah sistem atau residu, namun tanggung jawab untuk mengelola sampah/residu harus dilakukan agar tidak merugikan lingkungan sistem.
  • Melakukan proses loop dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan perencanaan berikutnya, agar tidak terjadi kemunduran sistem.
  • Tidak pernah menganggap remeh peran diri dan rekan-rekan meskipun berbeda kedudukan strukturalnya dalam suatu sistem yaitu sharing, saling melengkapi dan saling mendukung.
  • Mempraktekkan bagaimana caranya agar semakin banyak orang dari berbagai generasi, berpikir dan melihat sebagian besar masyarakat dapat hidup enak berdampingan satu sama lain, karena ilmu sistem menuntut konsep berpikir, praktek dan attitude (perilaku). 
       Referensi :
  1.        http://mts.ft.ugm.ac.id/semua-download.html - Benang Merah Berfikir Sistem
  2.        http://mts.ft.ugm.ac.id/semua-download.html - 10 Dasar Pengembangan Mahasiswa MTS




Selasa, 11 September 2012

Memanen Air Hujan

Peningkatan jumlah penduduk yang menyebabkan meningkat pula kebutuhan akan air bersih membuat sebagian besar wilayah Indonesia mengalami krisis air. Ditambah lagi kondisi hutan di Indonesia yang sudah mengalami alih fungsi sebagai permukiman. Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memanen air hujan atau Rain Water Harvesting (RWH).


Apa sih memanen air hujan?

Memanen air hujan diartikan sebagai upaya pengumpulan atau penampungan air hujan atau air aliran permukaan pada saat curah hujan tinggi untuk digunakan pada waktu curah hujan rendah. Definisi lain menyebuatkan memanen air hujan sebagai upaya menampung air hujan untuk kebutuhan air bersih atau meresapkan air hujan ke dalam tanah untuk menanggulangi banjir dan kekeringan.

Memanen air hujan sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan hal ini sudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia, tetapi mungkin belum banyak yang mengetahuinya. Satu metodenya adalah dengan memanfaatkan atap rumah dimana air hujan yang jatuh di atas atap akan dikumpulkan dan ditampung ke tangki atau bak penampung air hujan.

Air hujan pada talang setelah melalui proses penyaringan air masuk ke dalam tangki kemudian dialirkan melalui pipa. Selanjutnya, dengan atau tanpa pompa, air hujan di dalam tangki dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, mengepel lantai, menyiram toilet atau mencuci kendaraan.


Selain ramah lingkungan pemanenan air hujan dapat menjadi jalan keluar serta penanggulangan banjir dan kekeringan. Selama musim hujan yang pendek, air dipanen sebanyak-banyaknya demi cadangan air di musim kering. Apalagi ancaman global climate change telah dirasakan pengaruh negatifnya oleh banyak pihak. Jika hal ini didukung dengan upaya penghematan air, maka bencana kekeringan dan banjir yang selalu melanda sebagian masyarakat kita bisa dikurangi. Sehingga kesejakteraan masyarakat dapat ditingkatkan dengan menggalakkan pemanenan air hujan.

Sekarang ini Indonesia akan memasuki masa kemarau, apakah kita sudah mempersiapkan agar tidak terjadi kekeringan? Tidak ada kata telambat untuk memanen hujan. Jika musim hujan datang, mari kita panen air hujan! Buat mencuci kendaraan atau mengepel lantai, kita gak perlu ambil air PAM atau air tanah. Jadi, kita bisa menghemat pengeluaran untuk air.

Yuk kita menampung air hujan!

Sumber :
Senin, 10 September 2012
Senin, 10 September 2012
Senin, 10 September 2012
Selasa, 11 September 2012